BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
negara mempunyai kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsanya tanpa terkecuali.
Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
dalam pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara
optimal. Upaya untuk melaksanakan amanat tersebut pemerintah telah mengeluarkan
kebijakan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SPN) yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sistem pendidikan di
Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ini juga mengamanatkan
perlunya diselenggarakan pendidikan bagi anak usia dini yang diatur dalam pasal 28.
Menurut
Undang-undang Standar Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan anak
usia dini diperuntukkan bagi anak usia 0-6 tahun guna persiapan sebelum
memasuki sekolah dasar. Usia 0-6 tahun dianggap sebagai golden age (usia emas) dimana pada usia tersebut sangat tepat untuk
pembentukkan karakter dan nilai-nilai dasar kehidupan anak. Pendidikan bagi
anak usia dini ini merupakan salah satu strategi fundamental untuk pembangunan
manusia Indonesia yang unggul di masa yang akan datang.
Pendidikan anak usia
dini adalah masa yang penting, karena awal kehidupan anak merupakan masa yang
paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangkan agar anak dapat
berkembang secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada masa awal
pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupannya di masa yang
akan datang. Oleh karena itu pada masa usia dini perlu dilakukan upaya
pendidikan yang meliputi program stimulasi, bimbingan, pengasuhan dan kegiatan
pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak yang
diimplementasikan melalui pengembangan kurikulum.
Pengembangan
kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan.
Kurikulum merupakan alat untuk membantu pendidik dalam melakukan tugasnya,
sebab kurikulum secara umum dapat didefinisikan sebagai rencana yang
dikembangkan untuk memperlancar proses pembelajaran.
Kurikulum
disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman multi potensi, minat,
kecerdasan bahasa, kognitif, sosial, emosional, spiritual, dan kinestetik atau
fisikmotorik, serta seni pada anak secara optimal sesuai dengan perkembangan dan
keunikan setiap anak.
Penyempurnaan
kurikulum termasuk kurikulum pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara
terus menerus melalui tahapan pengkajian, sosialisasi, advokasi dan
implementasinya oleh tim pengembang kurikulum, pakar, praktisi dan Pembina
serta penyelenggara pendidikan.
Pengembangan
kurikulum anak usia dini sekarang ini dilakukan karena adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Pengembangan kurikulum ini diharapkan dapat
menjadi standar acuan pendidik dan penyelenggara pendidikan dalam membuat
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian (evaluasi) pembelajaran.
Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kerangka pengembangan kurikulum
pendidikan anak Usia Dini adalah kurikulum yang disusun.
B.
Tujuan
Penyusunan Kurikulum
Tujuan penyusunan kurikulum PAUD ini untuk mendorong potensi anak agar
memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Menjadi pedoman bagi
tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam memberikan layanan
pengasuhan, perawatan, dan pendidikan bagi anak usia dini. Membantu guru dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik, yakni dalam menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian
kegiatan pembelajaran.
C.
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
di lingkungannya.
Kurikulum yang dikembangkan di PAUD berdasarkan
pada prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik di sesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum di kembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang
dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak deskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan
jender. Kurikulum meliputi subtansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta di susun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar subtansi.
3. Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni.
Kurikulum
dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni
yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni.
4. Relevansi dengan
kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum ilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, Termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh Karena itu,
pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan
sosial Ketrampilan akademik, dan ketrampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan
berkesinambungan.
Subtansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan di sajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang
pendidikan.
6. Belajar sepanjang
hayat
Kurikulum diarahkan kepada
proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan in formal dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum di
kembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah
untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan
nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memperdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
A.
Tujuan
Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah membantu anak didik mengembangkan
berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai
agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemamdirian dan seni
untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar.
B.
Visi Sekolah
Cerdas, Kreatif,
Terampil dan Berakhlakul Karimah.
C.
Misi
Sekolah
1. Menciptakan
suasana belajar yang kondusif dan konstruktif.
2. Membangun
kegiatan belajar anak yang kreatif.
3. Membimbing
anak – anak agar dapat bereksplorasi.
4. Melaksanakan
pembiasaan untuk beribadah dan bergaul dengan baik.
D.
Tujuan
Sekolah
1. Meningkatkan layanan pendidikan
terhadap anak usia dini sesuai tahap perkembangannya.
2. Membina lingkungan lembaga
paud yang mendukung terciptanya satuan paud sebagai tempat pembelajarab yang
kondusif.
3. Membina kultur lembaga PAUD yang
mendukung terciptanya warga lembaga PAUD yang mempunyai dedikasi dan
etos kerja yang tinggi.
4. Meningkatnya kualitas sarana dan
prasarana untuk menunjang proses pembelajaran.
5. Membina kerjasama yang harmonis dengan
stekholder terkait guna meningkatkan optimalisai layanan PAUD.
BAB III
STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM
Struktur
kurikulum ini dirancang sesuai dengan perkembangan anak. perkembangan anak yang
menyangkut kompetensi dan potensi yang ada dalam diri anak. Proses pembelajaran
di tunjukkan untuk mengembangkan potensi anak yang berkaitan dengan sikap yang
terlihat melalui karkter anak, pengetahuan anak yang berhubungan denga rasa
ingin tahu anak, serta ketrampilan anak. pengembangan potensi yang terdiri dari
sikap, pengetahuan dan ketrampilan di adobsi dari kurikulum subjek akademis.
A.
Kurikulum subjek akademis
Kurikulum subjek akademis adalah
model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena
kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe
lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik
(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini
lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil
dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi
pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.
Isi pendidikan disesuaikan dengan
displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan
bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi
materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini
sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.
Kurikulum subjek akademis tidak
berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur
memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum
yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man: A Course of
Study (MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri
atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas
lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang
pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner.
Sasaran utama kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu
membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan
serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana
mampu menganalisis kehidupan sosial.
B.
Karakteristik Kurikulun Subjek
Akademis
Adapun karakteristik kurikulum subjek akademis diantaranya :
1. Tujuan dan fungsi, melatih anak
didik dalam menggunakan ide-ide, gagasan-gagasan, dan proses-proses untuk
masalah-masalah secara ilmiah sehingga siswa memiliki konsep-konsep dan
cara-cara yang terus dikembangkan.
2. Metode exposition dan inquiri,
setiap ide dijelaskan dan diuraikan sehingga dapat dimengerti masalah yang
timbul diantara berbagai disiplin ilmu.
3. Problem solving approach, anank
didik dilatih dalam cara-cara pengamatan ilmiah, membuat hipotesis dan
pengujiannya, diberi disiplin ilmu sosialdan dibawa pada kesenangan mendapat
penemuan-penemuan baru untuk memecahkan masalah.
4. Organisasi, ada beberapa pola
organisasi isi kurikulum subjek akademis yaitu :
a. Unified : topic-topik utama berperan
dalam mengorganisasikan subjek matter dari berbagai disiplin ilmu.
b. Integrated : mengintegrasikan subjek
matter dari berbagai macam pelajaran dan memusatkannya pada masalah tersebut
yang memerlukan solusinya dengan materi.
c. Correlated : pola organisasi materi/
konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikolerasikan dengan pelajaran
lainnya.
d. Comperehensive problem solving :
subjek matter tetap ada, permasalahan dari masalah sosial sehari-hari. Anak
didik harus mendapat pengetahuan dan ketermpilan agar pemecahan masalah bisa
optimal.
e. Evaluasi : menngunakan bentuk evaluasi
yang bervariansi disesuaikan dnegan tujuan dan sifat mata pelajaran.
C.
Ciri-ciri kurikulum subjek akademis
Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk pemberian ide
pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”.
2. Metode yang paling sering digunakan
adalah metode ekspositori dan inkuiri.
3. Materi/ide-ide diberikan oleh guru
yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai
berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya
dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara
pemecahannya.
D.
Pendekatan
Kurikulum Subjek Akademis
Ada 3 pendekatan dalam perkembangan
kurikulum subjek akademis, yaitu:
1.
Melanjutkan
pendekatan struktur pengetahuan.
Murid-murid belajar bagaimana
memperoleh dan menguji fakta, serta bukan sekedar mengingatnya.
2.
Studi yang bersifat integrative
Pengorganisasian tema-tema
pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan
problema-problema yang ada. Maka, dikembangkan suatu model kurikulum yang
terintegrasi (integrated curriculum). Ada beberapa ciri model
kurikulum yang dikembangkan:
· Menentukan tema-tema yang membentuk
satu kesatuan (unifying theme.
· Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu.
· Menyatuka berbagai cara/metode
belajar.
3.
Pendekatan
yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
E.
Program
Pengembangan dan Muatan Pembelajaran
1.
Muatan
Kurikulum
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program
pengembangan yang terdiri dari :
a. Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup
perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber
dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam
konteks bermain.
b. Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan
suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
c. Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana
untuk berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain.
d. Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk
berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
e. Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan
suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan
emosi dalam konteks bermain.
Program
pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi,
ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.
2.
Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Adapun muatan lokal yang akan dilaksanakan atau di
selenggarakan di Taman kanak-kanak PAUD ini adalah sebagai berikut :
a. Mata
pelajaran bahasa Jawa
Bahasa jawa adalah
bahasa daerah dan bahasa ibu masyarakat di wilayah Kota Serang dan sekitarnya.
Karena perkembangan teknologi dan peradapan di masyarakat lambat laun
keberadaan bahasa ini semakin dilupakan oleh masyarakat. Sebagai upaya agar
kekayaan budaya dan adat istiadat ini tidak pudar dan tetap dipelihara oleh
masyarakat, maka Taman kanak-kanak PAUD ini berupaya untuk menjaga dan
memelihara agar tetap eksis dan menumbuhkan jiwa cinta budaya.
Implementasi penggunaan
bahasa Jawa di PAUD dilaksanakan pada setiap hari Kamis, dengan cara semua kelas
dalam menyampaikan materi/kegiatan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa
pengantar.
b. Mata
pelajaran bahasa Inggris
Sebagai upaya untuk
mengenalkan keanekaragaman bahasa kepada anak diluar bahasa ibu, PAUD
memberikan kegiatan tambahan berupa bahasa Inggris.
Ragam dan bentuk
penyampaianya melekat pada semua bidang pengembangan yang ada di taman
kanak-kanak.
Tujuan pemberian
kegiatan bahasa Inggris ini adalah untuk mengenalkan aneka ragam bahasa sedini
mungkin dan anak dapat menguasai kosa kata (vocabullary), yang dapat
dijadikan bekal untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
c. Kegiatan
Pengembangan Diri.
Pengembangan diri bukan
merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru ( wali murid ).
Pegembangan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan
minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan
diri dapat dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier
peserta didik.
Berdasarkan kondisi
obyektif PAUD dan kebutuhan dari masyarakat sekitar maka, kegiatan pengembangan
diri yang dipilih dan ditetapkan adalah sebagai berikut:
1) Mengembangkan kegiatan
keagamaan sesuai dengan keyakinan anak.
Tujuan:
Ø Menanamkan
dan mengembangkan akidah dan akhlak peserta didik.
Ø Mengenalkan
baca tulis huruf hijaiyah.
Ø Menambah
/ memberikan hafalan doa dan surat pendek.
Bentuk kegiatan : Taman Pendidikan
Al-Quran/ TPA, Pengenalan huruf hijaiyah, Latihan berzakat fitrah, Latihan
Qurban, Hafalan Surat-surat Pendekatan, Peringatan Hari Besar Agama, Pondok
Romadhon, Hafalan doa-doa.
Kegiatan kerohanian bagi non muslim (
kristen ) :mPengenalan agama Kristen, Bakti sosial ( Social comunity ).
2)
Mengenalkan sempoa junior.
Tujuan:
Ø Meningkatkan
kemampuan anak pada bidang pengembangan kognitif, khususnya dalam
hal pengenalan matematika sedini mungkin.
Ø Melatih
anak berhitung cepat.
3)
Kegiatan kesenian
Tujuan:
Ø Mengenalkan
berbagai macam kebudayaan dan multi kultural.
Ø Melatih
anak mencintai hasil karya diri sendiri.
Ø Menumbuhkan
jiwa kompetitif yang baik dan kreatifitas yang tinggi.
Ø Memupuk
bakat dan talenta pada anak.
Bentuk kegiatan : Seni
Tari, Tari Jawa Klasik, Tari Kreasi baru, Seni lukis, Seni mewarnai gambar, Tehnik
menggambar/ melukis.
3.
Metode
Pembelajaran
Metode
pembelajaran yang bisa digunakan di Taman Kanak-kanak antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Metode
bercerita.
b. Metode
bercakap-cakap.
c. Metode
Tanya jawab.
d. Metode
Karya wisata.
e. Metode
Demontrasi.
f. Metode
Sosiodrama atau bermain peran.
g. Metode
Eksperimen.
h. Metode
Proyek.
i.
Metode Pemberian tugas.
ijin merujuk ...
BalasHapusCaesars Entertainment, Inc. marks 20th Anniversary | KLH
BalasHapusCaesars Entertainment, Inc., 제주 출장마사지 a holding company based out 나주 출장안마 of 인천광역 출장마사지 Las Vegas, NV, is marking 20 years in the entertainment 원주 출장안마 business and, 아산 출장마사지 as of May