Total Tayangan Halaman

Selasa, 31 Januari 2017

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap negara mempunyai kewajiban mencerdaskan kehidupan bangsanya tanpa terkecuali. Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam pasal 31 ayat (1) telah mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Upaya untuk melaksanakan amanat tersebut pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ini juga mengamanatkan perlunya diselenggarakan pendidikan bagi anak usia dini yang diatur  dalam pasal 28. 
Menurut Undang-undang Standar Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini diperuntukkan bagi anak usia 0-6 tahun guna persiapan sebelum memasuki sekolah dasar. Usia 0-6 tahun dianggap sebagai golden age (usia emas) dimana pada usia tersebut sangat tepat untuk pembentukkan karakter dan nilai-nilai dasar kehidupan anak. Pendidikan bagi anak usia dini ini merupakan salah satu strategi fundamental untuk pembangunan manusia Indonesia yang unggul di masa yang akan datang.
Pendidikan anak usia dini adalah masa yang penting, karena awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan atau upaya pengembangkan agar anak dapat berkembang secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupannya di masa yang akan datang. Oleh karena itu pada masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan yang meliputi program stimulasi, bimbingan, pengasuhan dan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak yang diimplementasikan melalui pengembangan kurikulum.
Pengembangan kurikulum merupakan salah satu bagian penting dalam proses pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk membantu pendidik dalam melakukan tugasnya, sebab kurikulum secara umum dapat didefinisikan sebagai rencana yang dikembangkan untuk memperlancar proses pembelajaran.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman multi potensi, minat, kecerdasan bahasa, kognitif, sosial, emosional, spiritual, dan kinestetik atau fisikmotorik, serta seni pada anak secara optimal sesuai dengan perkembangan dan keunikan setiap anak.
Penyempurnaan kurikulum termasuk kurikulum pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara terus menerus melalui tahapan pengkajian, sosialisasi, advokasi dan implementasinya oleh tim pengembang kurikulum, pakar, praktisi dan Pembina serta penyelenggara pendidikan.
Pengembangan kurikulum anak usia dini sekarang ini dilakukan karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pengembangan kurikulum ini diharapkan dapat menjadi standar acuan pendidik dan penyelenggara pendidikan dalam membuat perencanaan, pelaksanaan pembelajaran serta penilaian (evaluasi) pembelajaran.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kerangka pengembangan kurikulum pendidikan anak Usia Dini adalah kurikulum yang disusun.
B.    Tujuan Penyusunan Kurikulum
Tujuan penyusunan kurikulum PAUD ini untuk mendorong potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Menjadi pedoman bagi tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam memberikan layanan pengasuhan, perawatan, dan pendidikan bagi anak usia dini. Membantu guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pendidik, yakni dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melakukan penilaian kegiatan pembelajaran.
C.    Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
      Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik di   lingkungannya.
        Kurikulum yang dikembangkan di PAUD berdasarkan pada prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik di sesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2.   Beragam dan terpadu.
       Kurikulum di kembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak deskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi subtansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta di susun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar subtansi.
3.   Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni.
        Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni.
4.   Relevansi dengan kebutuhan kehidupan.
      Pengembangan kurikulum ilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, Termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh Karena itu, pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial Ketrampilan akademik, dan ketrampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5.   Menyeluruh dan berkesinambungan.
       Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan di sajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6.   Belajar sepanjang hayat
        Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan in formal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7.   Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
        Kurikulum di kembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memperdayakan  sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN

A.    Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemamdirian dan seni untuk mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar.

B.     Visi Sekolah
Cerdas, Kreatif, Terampil dan Berakhlakul Karimah.

C.    Misi Sekolah
1.   Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan konstruktif.
2.   Membangun kegiatan belajar anak yang kreatif.
3.   Membimbing anak – anak agar dapat bereksplorasi.
4.   Melaksanakan pembiasaan untuk beribadah dan bergaul dengan baik.

D.    Tujuan Sekolah
1.   Meningkatkan layanan pendidikan terhadap anak usia dini sesuai tahap  perkembangannya.
2.  Membina lingkungan lembaga paud yang mendukung terciptanya satuan paud sebagai tempat pembelajarab yang kondusif.
3. Membina kultur lembaga PAUD yang mendukung terciptanya warga  lembaga PAUD yang mempunyai dedikasi dan etos kerja yang tinggi.
4.   Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana untuk menunjang  proses pembelajaran.
5.  Membina kerjasama yang harmonis dengan stekholder terkait guna   meningkatkan optimalisai layanan PAUD.

BAB III
STRUKTUR dan MUATAN KURIKULUM
Struktur kurikulum ini dirancang sesuai dengan perkembangan anak. perkembangan anak yang menyangkut kompetensi dan potensi yang ada dalam diri anak. Proses pembelajaran di tunjukkan untuk mengembangkan potensi anak yang berkaitan dengan sikap yang terlihat melalui karkter anak, pengetahuan anak yang berhubungan denga rasa ingin tahu anak, serta ketrampilan anak. pengembangan potensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan ketrampilan di adobsi dari kurikulum subjek akademis.
A.    Kurikulum subjek akademis
Kurikulum subjek akademis adalah model konsep kurikulum tertua dan masih sering dipakai sampai saat ini, karena kurikulum ini cukup praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Pada kurikulum ini, orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.
Isi pendidikan disesuaikan dengan displin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun dan mengembangkan bahan sendiri, melainkan cukup mengorgansisasi secara sistematis mengenai isi materi yang dikembangkan para ahli disiplin ilmu, sesuai dengan tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan mempelajarinya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual.
Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Salah satu contoh kurikulum yang berdasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man: A Course of Study (MACOS). MACOS adalah kurikulum untuk sekolah dasar, terdiri atas buku-buku, film, poster, rekaman, permainan, dan perlengkapan kelas lainnya. Kurikulum ini ditujukan untuk mengadakan penyempurnaan tentang pengajaran ilmu sosial dan humanitas, dengan pengarahan dan bimbingan Brunner. Sasaran utama kurikulum MACOS adalah perkembangan kemampuan intelektual, yaitu membangkitkan penghargaan dan keyakinan akan kemampuan sendiri dan memberikan serangkaian cara kerja yang memungkinkan anak walaupun dengan cara sederhana mampu menganalisis kehidupan sosial.
B.     Karakteristik Kurikulun Subjek Akademis
Adapun karakteristik kurikulum subjek akademis diantaranya :
1. Tujuan dan fungsi, melatih anak didik dalam menggunakan ide-ide, gagasan-gagasan, dan proses-proses untuk masalah-masalah secara ilmiah sehingga siswa memiliki konsep-konsep dan cara-cara yang terus dikembangkan.
2. Metode exposition dan inquiri, setiap ide dijelaskan dan diuraikan sehingga dapat dimengerti masalah yang timbul diantara berbagai disiplin ilmu.
3. Problem solving approach, anank didik dilatih dalam cara-cara pengamatan ilmiah, membuat hipotesis dan pengujiannya, diberi disiplin ilmu sosialdan dibawa pada kesenangan mendapat penemuan-penemuan baru untuk memecahkan masalah.
4. Organisasi, ada beberapa pola organisasi isi kurikulum subjek akademis yaitu :
a.     Unified : topic-topik utama berperan dalam mengorganisasikan subjek matter dari berbagai disiplin ilmu.
b. Integrated : mengintegrasikan subjek matter dari berbagai macam pelajaran dan memusatkannya pada masalah tersebut yang memerlukan solusinya dengan materi.
c. Correlated : pola organisasi materi/ konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikolerasikan dengan pelajaran lainnya.
d.  Comperehensive problem solving : subjek matter tetap ada, permasalahan dari masalah sosial sehari-hari. Anak didik harus mendapat pengetahuan dan ketermpilan agar pemecahan masalah bisa optimal.
e.   Evaluasi : menngunakan bentuk evaluasi yang bervariansi disesuaikan dnegan tujuan dan sifat mata pelajaran.
C.    Ciri-ciri kurikulum subjek akademis
Ciri-ciri kurikulum subjek akademis yaitu sebagai berikut:
1. Bertujuan untuk pemberian ide pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”.
2. Metode yang paling sering digunakan adalah metode ekspositori dan inkuiri.
3. Materi/ide-ide diberikan oleh guru yang kemudian dielaborasi oleh siswa sampai terkuasai, dengan proses sebagai berikut: konsep utama disusun secara sistematis, kemudian dikaji, selanjutnya dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.
D.    Pendekatan Kurikulum Subjek Akademis
Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu:
1.      Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan.
Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta, serta bukan sekedar mengingatnya.
2.       Studi yang bersifat integrative
Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam, proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada. Maka, dikembangkan suatu model kurikulum yang terintegrasi (integrated curriculum). Ada beberapa ciri model kurikulum yang dikembangkan:
·   Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan (unifying theme.
·    Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa disiplin ilmu.
·   Menyatuka berbagai cara/metode belajar.
3.      Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.
E.     Program Pengembangan dan Muatan Pembelajaran
1.      Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi program-program pengembangan yang terdiri dari :
a.       Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
b.      Program pengembangan fisik-motorik mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
c.       Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berpikir dalam konteks bermain.
d.      Program pengembangan bahasa mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
e.       Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, dan keterampilan sosial serta kematangan emosi dalam konteks bermain.
Program pengembangan seni mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.
2.      Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Adapun muatan lokal yang akan dilaksanakan atau di selenggarakan di Taman kanak-kanak PAUD ini adalah sebagai berikut :
a.      Mata pelajaran bahasa Jawa
Bahasa jawa adalah bahasa daerah dan bahasa ibu masyarakat di wilayah Kota Serang dan sekitarnya. Karena perkembangan teknologi dan peradapan di masyarakat lambat laun keberadaan bahasa ini semakin dilupakan oleh masyarakat. Sebagai upaya agar kekayaan budaya dan adat istiadat ini tidak pudar dan tetap dipelihara oleh masyarakat, maka Taman kanak-kanak PAUD ini berupaya untuk menjaga dan memelihara agar tetap eksis dan menumbuhkan jiwa cinta budaya.
Implementasi penggunaan bahasa Jawa di PAUD dilaksanakan pada setiap hari Kamis, dengan cara semua kelas dalam menyampaikan materi/kegiatan menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar.
b.      Mata pelajaran bahasa Inggris
Sebagai upaya untuk mengenalkan keanekaragaman bahasa kepada anak diluar bahasa ibu, PAUD memberikan kegiatan tambahan berupa bahasa Inggris.
Ragam dan bentuk penyampaianya melekat pada semua bidang pengembangan yang ada di taman kanak-kanak.
Tujuan pemberian kegiatan bahasa Inggris ini adalah untuk mengenalkan aneka ragam bahasa sedini mungkin dan anak dapat menguasai kosa kata (vocabullary), yang dapat dijadikan bekal untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya.
c.       Kegiatan Pengembangan Diri.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru ( wali murid ). Pegembangan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan  pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Berdasarkan kondisi obyektif PAUD dan kebutuhan dari masyarakat sekitar maka, kegiatan pengembangan diri yang dipilih dan ditetapkan adalah sebagai berikut:
1)      Mengembangkan  kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan anak.
Tujuan:
Ø  Menanamkan dan mengembangkan akidah dan akhlak peserta didik.
Ø  Mengenalkan baca tulis huruf hijaiyah.
Ø  Menambah / memberikan hafalan doa dan surat pendek.
Bentuk kegiatan : Taman Pendidikan Al-Quran/ TPA, Pengenalan huruf hijaiyah, Latihan berzakat fitrah, Latihan Qurban, Hafalan Surat-surat Pendekatan, Peringatan Hari Besar Agama, Pondok Romadhon, Hafalan doa-doa.
Kegiatan kerohanian bagi non muslim ( kristen ) :mPengenalan agama Kristen, Bakti sosial ( Social comunity ).
2)      Mengenalkan sempoa junior.
Tujuan:
Ø  Meningkatkan kemampuan anak pada bidang pengembangan kognitif, khususnya dalam hal  pengenalan matematika sedini mungkin.
Ø  Melatih anak berhitung cepat.
3)      Kegiatan kesenian
Tujuan:
Ø  Mengenalkan berbagai macam kebudayaan dan multi kultural.
Ø  Melatih anak mencintai hasil karya diri sendiri.
Ø  Menumbuhkan jiwa kompetitif yang baik dan kreatifitas yang tinggi.
Ø  Memupuk bakat dan talenta pada anak.
Bentuk kegiatan : Seni Tari, Tari Jawa Klasik, Tari Kreasi baru, Seni lukis, Seni mewarnai gambar, Tehnik menggambar/ melukis. 
3.      Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang bisa digunakan di Taman Kanak-kanak antara lain adalah sebagai berikut :
a.       Metode bercerita.
b.      Metode bercakap-cakap.
c.       Metode Tanya jawab.
d.      Metode Karya wisata.
e.       Metode Demontrasi.
f.       Metode Sosiodrama atau bermain peran.
g.      Metode Eksperimen.
h.      Metode Proyek.
i.        Metode Pemberian tugas.

2 komentar:

  1. Caesars Entertainment, Inc. marks 20th Anniversary | KLH
    Caesars Entertainment, Inc., 제주 출장마사지 a holding company based out 나주 출장안마 of 인천광역 출장마사지 Las Vegas, NV, is marking 20 years in the entertainment 원주 출장안마 business and, 아산 출장마사지 as of May

    BalasHapus